Anak HOTS

Oleh: Mas Anton 

“Mas, anak saya itu susah banget kalau disuruh membaca buku. Jangankan buku bacaan, buku pelajaran saja malas untuk membacanya.”

Saya yang mendengar keluhan itu langsung spontan bertanya balik, “Lha njenengan suka membaca mboten?” orang tersebut hanya tersenyum simpul. Sebagai ganti jawaban “tidak” dari pertanyaan saya tersebut.


Tidak aneh  kalau anak malas membaca buku kalau orang tuanya juga melakukan hal yang sama. Membaca ini bukan proses yang dibentuk secara mendadak, bukan seperti tahu bulat yang digoreng dadakan. #apaansih

Kegiatan membaca ini adalah proses yang panjang.

Berawal dari anak yang melihat orang tuanya membaca buku. Berawal dari hal ini anak merekam ke dalam otak, oh … orang tua saya sedang membaca buku.

Setelah itu, orang tua bisa mengajak anak untuk membaca sejak dini. Jika anak masih dalam  masa yang belum mengenal tulisan, maka bisa diajak melihat gambar yang ada di poster. Biasanya gambar binatang, buah-buahan, kendaraan, alat-alat rumah tangga, dan sebagainya. Proses belajar anak tentu saja sambil mengenalkan benda secara langsung kepada anak.

Ketika anak sudah mulai bisa membaca, orang tua bisa meminta dibacakan tulisan yang ada di kertas Koran pembungkus tempe. Tidak butuh waktu lama untuk menyelesaikan, karena memang hanya beberapa part saja yang tertulis disana. Bahkan satu kolom pun tidak penuh. Seringkali hanya beberapa bagian saja dari berita yang telah ditulis.

Mengajak anak meyukai buku memang tidak mudah. Namun, jika anak telah mampu menemukan bacaan yang dia sukai, membaca pun akan membuat ketagihan. Hal inilah awal dari anak menjadi kutu buku.

Bagaimana jika ingin menumbuhkan minat baca anak yang sudah terlanjur sekolah?

Semua bermula dari membaca apa yang disukai. Fabel atau cerita tentang binatang biasanya paling disukai anak-anak. Kelas TK sampai kelas 3 SD masih menyukai jenis cerita ini. Kelas empat biasanya sudah mulai suka dengan cerita yang tokohnya nama orang seperti di lingkungannya. Mereka sudah mulai suka membaca cerita dengan permasalahan real di sekitarnya.

Lantas, ketika anak sudah mulai beranjak remaja, kalau sekarang sekitar kelas 5 sampai 6 sudah mulai menyukai cerita bernafas panjang. Novel. Entah novel anak atau novel remaja yang seusianya. Mereka sudah mulai mempelajari permasalahan dan mencari solusi dari sebuah buku. Tidak jarang, mereka banyak meniru dari tokoh-tokoh yang ada di dalam buku ataupun sinetron yang mereka lihat.

Menumbuhkan minat baca pada anak memang tidak mudah. Membutuhkan kerja sama antara orang tua dan guru untuk saling mengontrol kegiatan di rumah, tentu saja dengan bantuan koordinasi dan pantuan gurunya di sekolah.

Beberapa soal ulangan semester ataupun soal ujian sudah mulai menggunakan sistem HOTS (High Order Thinking Skill), atau berpikir tingkat tinggi. Gambaran mudahnya yaitu mengerjakan soal yang membutuhkan beberapa proses pengerjaan sebelum menemukan jawaban akhir.

Tentang HOTS ini baru saya ketahui ketika mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG) di IAIN Surakarta, tahun 2019 lalu. Sedikti banyak mulai memahami bagaimana menerapkan HOTS dalam pembuatan soal ulangan harian.

Dengan menumbuhkan minat baca sejak dini, diharapkan anak dengan mudah memahami apa yang mereka baca. Jadi untuk mengerjakan soal HOTS ini mereka tidak mengalami kesulitan karena sudah memahami alurnya, lalu menghendaki penyelesaian soal seperti apa yang diharapkan.

Apa saja kriteria soal HOTS itu?

1.    Transfer satu konsep ke konsep yang lain.

2.    Memproses dan menerapkan informasi.

3.    Mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbeda-beda.

4.    Menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah.

5.    Menelaah ide dan informasi secara kritis.

Mengerjakan soal dengan langsung menemukan jawaban sekarang tidak zamannya. Setiap orang dituntut untuk menelaah informasi yang mereka dapatkan, baru menyimpulkan jawaban berdasarkan beberapa sumber.

Dunia yang serba global ini membuat orang dituntut untuk cepat dalam segala hal. Cepat dalam mengirim informasi (menuliskan apa yang dipikirkan atau ditemukan di lapangan), dan juga menyerap informasi (memahami informasi yang diberikan). Hal ini dilakukan agar tidak mudah menerima hoax yang ada di sekitar mereka. Tidak menelan semua informasi yang mereka dapatkan.

Yuk, ajak anak gemar membaca. Zaman serba digital ini mengharuskan mereka lebih cepat dalam menyerap informasi agar tidak ketinggalan dengan yang lain. Tantangan dan tuntutan zaman yang tentu saja berbeda.

Kalau anak kecil sudah jago joget tik-tok-an, maka pastikan putra putri Anda sudah bisa menggunakan internet untuk berjualan. Ajarkan anak mengambil manfaat dari teknologi yang ada. Internet kan tergantung siapa yang menggunakannya. Dengan pantauan dari orang tua, diharapkan anak tetap melek teknologi meskipun masih kecil.

Melek teknologi berbeda dengan ketergantungan teknologi. Selain menasihati anak agar bijak dalam menggunakan teknologi, pastikan orang tua juga memberikan contoh pada anak untuk edukasi penggunaan teknologi pada mereka.  Pastikan orang tua tidak memegang Hp ketika menyuruh anak membaca.

Sosial media memang asyik untuk ditelusuri. Tetapi ada anak yang tetap membutuhkan pendampingan untuk mengerjakan tugas online ketika belajar di rumah, membutuhkan teman main agar tidak bosan di rumah saja, membutuhkan kegiatan bersama orang tuanya, dan tentu saja anak punya hak atas diri orang tuanya juga, kan?

Jangan hanya menyuruh membaca, tetapi temani anak ketika sedang membaca buku. Untuk mengetahui apakah anak membahami apa yang dibaca, orang tua bisa menanyakan hal kecil kepada mereka.

Siapa tokohnya?

Bagaimana ceritanya?

Lalu apa hikmahny?

Dengan berbekal pertanyaan tersebut, maka diharapkan anak bisa memahami apa yang dibacanya. Semoga anak bisa menjawab pertanyaan model HOTS di sekolah, serta mampu bersaing dengan berjuta orang di luar sana ketika sudah mulai remaja kelak.

Tantangan remaja sudah cukup kompleks. Maka pastikan mereka sudah siap menghadapi zamannya kelak.

Dan SEMUA BERAWAL DARI MEMBACA.

Selamat menggerakkan literasi di Indonesia, yang tentu saja BERAWAL DARI KELUARGA.

Jadikan slogan ini untuk keluarga Anda. “Banyak Baca, Banyak Ilmu, Banyak Tahu.”

Komentar

  1. The Best UK Casino Sites - LuckyClub
    The Best UK Casino Sites. Bet365, Betfred, Paddy Power, Coral, Betway, 888, 888 Casino, luckyclub.live Unibet, Paddy Power, 10Cric, Paddy Power and William Hill also

    BalasHapus

Posting Komentar