Materi Kemuhammadiyahan kelas 4

 BAB 3

SEJARAH MUHAMMADIYAH



Sejarah Singkat Berdirinya Muhammadiyah

Persyarikatan Muhammadiyah didirikan di kampung Kauman Yogyakarta, pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H/18 November 1912 M oleh Muhammad Darwisy.

Muhammad Darwisy adalah nama kecil dari KH. Ahmad Dahlan. 

KH. Ahmad Dahlan berprofesi sebagai Khatib Anom Masjid Ghede Kauman Kesultanan Ngayogyakarto Hadiningrat sekaligus sebagai seorang saudagar batik.

Kata Muhammadiyah berasal dari bahasa Arab, yaitu Muhammad, artinya nabi dan rasul terakhir, dan ada tambahan ya nisbiyah (nisbah) yang artinya pengikut. Jadi, Muhammadiyah artinya pengikut Rasul atau Nabi yang terakhir (pengikut Nabi Muhammad Saw). 

   

Sebab Berdirinya Muhammadiyah

Sebab internal (sebab yang muncul dari dalam/dari diri Kyai Dahlan/dari Islam)

Mentadzaburi Al-Qur`an surat Al-Imran (3) ayat 104, yaitu:

((((((((( (((((((( (((((( ((((((((( ((((( (((((((((( ((((((((((((( ((((((((((((((( (((((((((((( (((( ((((((((((( ( (((((((((((((( (((( ((((((((((((((( (((((   

Artinya:

“104. dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”.


Ketidakmurnian amalan Islam,

Lembaga pendidikan Islam kurang memadai,

Kelemahan pemimpin-pemimpin Islam


Sebab eksternal (sebab yang muncul dari luar/diri Kyai Dahlan/Islam)

Semakin gencarnya misi kristenisasi di Nusantara (Zedding)

Penjajahan dari Bangsa Eropa, terutama Belanda

Pengaruh pemikiran dari tokoh-tokoh pembaharu Timur-Tengah


Pembaruan Muhammadiyah

Pembaruan Muhammadiyah Bidang Agama 

Pembaruan bidang agama dimaksudkan memurnikan dan mengembalikan ajaran Islam sesuai ajaran Nabi Muhammad Saw dalam hal aqidah dan ibadah.

Pemurnian bidang aqidah, yaitu Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah yang murni, bersih dari gejala kemusyrikan, bid`ah (tambahan atau pengurangan dalam ibadah), dan khurafat (cerita dan keyakinan yang tidak masuk akal).

Pemurnian dalam bidang ibadah, Muhammadiyah berjuang menegakkan ibadah sesuai dengan tuntunan dari Rasululah Saw tanpa tambahan, pengurahan dan perubahan dari manusia. 

Contoh dari praktek ibadah yang tidak sesuai dengan ajaran Rasul, karena terdapat pengaruh dari serapan budaya dan keyakinan lainnya, yaitu:

Pemujaan arwah nenek moyang dan benda keramat (jimat)

Upacara selamatan dan peringatan-peringatan tertentu yang ada unsur keyakinan

Memohon berkah dari makam yang dikeramatkan atau disucikan

Adapun pembaruan Muhammadiyah bidang ibadah, diantaranya:

Penentuan dan pelurusan arah kiblat yang tepat

Penggunaan perhitungan astronomi dalam penentuan awal bulan hijrah

Pengumpulan dan pembagian zakat fitrah oleh panitia khusus

Pengumpulan dan pembagian daging hewan kurban oleh panitia khusus

Penyampaian khutbah Jum`at dengan bahasa daerah

Penyederhanaan upacara dan ibadah pada acara kelahiran, khitanan, pernikahan, dan pemakaman jenazah yang tidak bersumber dari Islam

Penyederhanaan bangunan makam

Menghilangkan kebiasaan berziarah dan memohon berkah kepada makam orang-orang yang dianggap suci

Penggunaan kerudung pada wanita dalam acara umum

Pemisahan antara laki-laki dan perempuan dalam acara-acara yang bersifat keagamaan dan umum

Pembangunan mushola/masjid ditempat umum




Pembaruan Muhammadiyah Bidang Pendidikan

Muhammadiyah mempelopori dan menyelenggarakan pembaruan dan inovasi dengan dakwah melalui pendidikan.

Pada abad ke-20, sistem pendidikan di Nusantara terbagi dalam dua sistem, yaitu sistem pendidikan pesantren dan sistem pendidikan Belanda.

Sistem pendidikan pesantren mempunyai kelebihan, diantaranya yaitu:

Siswa yang shalih dan pandai mengaji

Ketaatan kepada kyai lebih kuat

Lebih mementingkan urusan akhirat

Lebih menguasai ilmu agama secara mendalam

Loyalitas dan komitmen kepada kyai lebih kuat

Lulusannya lebih menguatkan kelas kyai-santri di masyarakat

Sistem pendidikan pesantren mempunyai kekurangan, diantaranya: 

Sistem pembelajaran klasikal

Siswa tidak mengerti urusan pekerjaan-keduniaan

Pembelajaran dilanggar/masjid

Duduk bersila dilantai (lesehan) secara terus-menerus

Tanpa meja dan kursi maupun papan tulis

Mengunakan pembelajaran buku teks agama saja

Mengunakan sistem weton dan sorogan

Otoritas ilmu kepada Sang Kyai saja

Terpisahnya ilmu agama dan ilmu umum

Lulusannya cenderung abai/kurang peduli terhadap persoalan sosial, kesehatan, pemerintahan, ekonomi dan seterusnya 

Sistem pendidikan Kolonial-Belanda mempunyai kelebihan, diantaranya yaitu:

Siswa mempelajari ilmu-ilmu modern

Menngunakan meja, kursi dan papan tulis

Belajar didalam kelas, tidak klasikal

Adanya hubungan guru-murid dengan arab

Mempunyai kurikulum modern

Mengunakan buku teks ilmu-ilmu modern/umum

Lulusannya menguatkan kelas priyayi yang tidak paham agama

Sekolah Belanda diantaranya adalah ELS, Lycea, HBS Vdan HBS III, THS, GHS atau RHS.

Sistem pendidikan Kolonial-Belanda mempunyai kekurangan, diantaranya yaitu:

Tidak memahami ilmu agama

Tidak mengerti adat sopan-santun

Terpisahnya ilmu umum dan ajaran agama

Bertujuan hanya untuk kepentingan Belanda / pegawai Belanda

Tidak mempunyai kurikulum agama apapun

Lulusan sekolah Belanda cenderung acuh terhadap ajaran Islam (dakwah)

Kurikulum dan ujiannya di standarkan dengan sekolah Belanda

Membedakan siswa dari kelas social priyayi, Bumiputera dan Cina

Pembaruan pendidikan KH Ahmad Dahlan dengan menggabungkan dua system pendidikan pesantren dan sekolah model kolonial-Belanda menjadi sekolah modern Muhammadiyah. Adapun kelebihannya adalah: 

Pelajarannya terdiri dari pelajaran umum dan agama

Bertempat di madrasah diniyah

Memakai meja, kursi, papan tulis

Tidak duduk bersila di lantai

Terpenuhinya tujuan pendidikan dunia-akhirat

Pembelajaran kontekstual

Menggunakan buku teks agama dan buku teks umum

Adanya hubungan guru-murid dengan arab

Mempunyai kurikulum yang memuat pelajaran agama dan umum

Terintegrasinya ilmu umum dan ilmu agama

Siswanya tidak dibedakan dari kelas sosial apapun

Menimbulkan kelas baru sosial di masyarakat, yaitu kelas terpelajar yang paham agama dan membela agama serta peduli terhadap persoalan social

Pendidikannya berideologi tajdid, dakwah dan berkemajuan

Pendidikan yang memperhatikan kaum dhuafa`-mustazd`afin (kurang beruntung dalam hal ekonomi)

Nama madrasah yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan adalah Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah pada tahun 1911. 

-   Pembaruan bidang pendidikan nonformal yaitu pengajian. Semula pengajian hanya dengan guru ngaji atau orang tua membaca iqro` atau Al-Qur`an, Muhammadiyah merubah pesertanya lebih banyak dan materi pengajiannya tidak hanya mempelajari Al-Qur`an dan ditambah permasalahan kehidupan sehari-hari.

-   Jadi, menurut uraian diatas pembaruan Muhammadiyah di bidang pendidikan dibagi menjadi dua yaitu pertama, pendidikan formal, yaitu menggabungkan pendidikan pesantren dan pendidikan Belanda menjadi pendidikan Muhammadiyah; kedua pendidikan nonformmal, yaitu memperluas materi pengajian dan menambah pesertanya.

   






Komentar

  1. The Best Casinos in USA - APRCasino
    It is one of the most casino-roll.com well-known casino casinos, and aprcasino it is owned and operated by the Rincon 바카라 사이트 Band herzamanindir.com/ of Luiseno Indians. There are over 100 different https://febcasino.com/review/merit-casino/

    BalasHapus
  2. Sports Betting - Mapyro
    Bet the https://septcasino.com/review/merit-casino/ moneyline from 1:25 PM to 11:00 PM. See kadangpintar more. MapYO Sportsbook features live odds, live streaming, casino-roll.com and detailed 메이피로출장마사지 information. jancasino.com

    BalasHapus

Posting Komentar