Oleh: Mas Anton
“Mas, Alhamdulillah anak saya sekarang menulis
di buku harian. Apa yang tidak mengenakkan di Pondok Pesantren semuanya
tertulis di buku harian tersebut. Setiap pulang dari pondok pasti minta
dibelikan buku tulis.”
Itu adalah cerita dari salah seorang ibu yang
anaknya sekolah di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an. Apa yang selama ini tidak
terpikirkan oleh orang tuanya, sekarang malah dilakukan oleh anaknya. Kalau di
rumah, mereka biasanya curhat ke ayah atau ibunya, tetapi kalau di pondok tidak
ada teman curhatnya. Apalagi kalau yang dicurhatin itu adalah masalah tentang
teman, gak mungkin kan curhat ke temannya? Bisa berabe nanti.
Ya, memang menulis adalah cara kita untuk
menyampaikan apa yang ada di hati. Senang, sedih, suka, duka, semuanya tertuang
di buku harian. Setelah menulis biasanya merasa lega. Selain cerita tidak
bocor, menulis buku harian ternyata ampun untuk mengobati perasaan yang bermacam-macam itu. Selebihnya, cerita
tersebut akan menjadi rekam jejak kejadian yang bisa dibuka di lain waktu.
Ketika membaca curahan hati di buku harian
beberapa tahun lalu kadang membuat kita senyum-senyum sendiri. Mengapa dulu
bisa se-alay itu? mengapa dulu selemah itu? dan mengapa dulu tidak melawan?
“Menertawakan diri sendiri adalah salah satu
cara bahwa kita selalu dinamis, bergerak dari waktu ke waktu. Tidak hanya
berdiam diri dalam satu keadaan selama beberapa waktu.”
Buku harian adalah rekam jejak tentang masa lalu kita. Kita bisa memperbaiki kesalahan yang pernah kita lakukan melalui rekam jejak tersebut. Selain itu manfaat menulis buku harian itu setidaknya mempunyai lima manfaat. Apa saja?
1. Mengenal diri sendiri
Betul sekali. Salah satu cara mengenal diri sendiri yaitu dengan
menulis buku harian. Disana kita bisa melakukan self talk, sambil menasihati
diri sendiri. Menuliskan apa yang dirasakan terkadang membuat kita tahu tentang
apa yang kita suka, apa yang tidak disukai, termasuk bagaimana cara
memperlakukan diri sendiri.
Menulis adalah cara untuk mengetahui diri kita secara tulus. Penulis
tidak ragu untuk menuliskan semua yang dirasakan karena sangat yakin jika buku
tersebut tidak ada yang membacanya.
Bahkan menulis ini adalah satu cara untuk pengembangan diri. Terus
belajar dari waktu ke waktu agar selalu progress dalam kebaikan.
2. Meningkatkan daya ingat
Kejadian yang telah lalu akan mudah dilupakan jika tidak ditulis. Tidak
ada kenangan yang diingat, kecuali hal paling sedih atau paling membahagiakan.
Bahkan bisa jadi pengalaman kita di masa lalu itu akan menjadi pelajaran untuk
orang lain jika dituliskan.
Menulis buku harian adalah salah satu cara untuk mengenang hari ini.
Semua kejadian setidaknya bisa dituliskan di buku harian. Jika kejadian itu
menyedihkan, dengan menuliskan kejadian tersebut membuat kita merasa lega. Jika
kejadian itu menyenangkan, maka kita bisa mengenang kejadian itu suatu saat
nanti. Apalagi dengan ditambah foto kecil yang ditempelkan. Melengkapi kejadian
yang membuatnya tidak mudah terlupakan.
3. Membantu menyelesaikan masalah
Setiap orang pasti punya masalah dalam hidupnya. Entah masalah yang
ringan, sedang, ataupun masalah yang berat. Dengan menuliskannya, setidaknya
membuat otak kita menganalisa “hal apa yang bisa dilakukan” untuk menghadapi
masalah tersebut.
Menuliskan masalah yang dialami, membuat kita bisa menguraikan simpul
permasalahan, untuk menemukan benang merah dari setiap masalah yang dialami.
Dengan begitu, tidak jarang ide penyelesaian masalah muncul ketika proses
menuliskannya.
Penulis sendiri sering menulis untuk menemukan solusi dari permasalahan
yang dialami. Tidak jarang ide itu muncul ketika kita menuliskan dengan jujur
apa yang dirasakan, self talk dan menasihati diri diri sendiri, lalu setidaknya
mendapatkan satu quote yang bisa memotivasi diri sendiri.
Kalaupun dengan menulis tidak mampu menyelesaikan masalah, setidaknya
membuat beban di hati berkurang. Ketika hati sudah mulai lapang, biasanya
solusi itu semakin dekat. Kondisi hati yang lapang membuat otak kita lebih bisa
menerima solusi. Meskipun sering kali solusi masalah itu simple, tetapi tidak
akan terpikirkan ketika kondisi hati ruwet karena ada masalah.
4. Meredakan stress
Pikiran yang penuh dengan masalah membuat orang tidak tenang dengan
dirinya sendiri. Rasanya pingin emosi terus. Bahkan tidak jarang membuat kita
ingin “senggol bacok”, memarahi orang yang mendekat ke kita, meskipun mereka
tidak salah. Hal ini sering dialami oleh banyak orang.
Setidaknya dengan menyendiri, lalu menuliskan apa yang ada di hati,
memberikan ruang untuk me time meskipun sekedar menuliskan apa yang dirasakan,
akan membuat mereka merasa tenang.
Stres membuat siapaun tidak bisa produktif. Jangankan mau beraktivitas,
mencari penyebab stress pun sangat kesulitan bagi beberapa orang. Eh, ketika
menyelami diri sendiri, ternyata sumber masalahnya adalah butuh perhatian.
Kondisi yang tidak pernah didengar pendapatnya membuat beberapa orang itu
memendam perasaan negatif. Dengan menuliskannya, maka membuat kita merasa
nyaman, setidaknya ada yang mendengarkan apa yang kita rasakan.
5. Tidur lebih nyenyak
The end off all, kita akan bisa tidur nyenyak meskipun banyak masalah.
Setidaknya masalah tersebut telah ditulis di buku harian. Membagi masalah
kepada buku yang akan menerima curhatan apapun. Nyaman bukan? Belum tentu kamu
merasa nyaman ketika curhat sama orang, apalagi kalau tidak ditanggapi! Hiks.
(Pengalaman pribadi ini,)
Lebih baik menjadi pendengar yang baik, daripada berharap ada orang
yang mau mendengarkan keluh kesah kita. Kita masih bisa curhat ke buku harian, kan??
Ternyata ada banyak manfaat dari menulis buku
harian. Disadari atau tidak, menulis adalah bagian dari terapi hati. Selain
menuliskan apa yang dikeluhkan, jangan lupa bersyukur dengan apa yang telah
dilalui sekarang ini, Ya Sobat!
Jangan lupa menulis buku harian meskipun hanya
beberapa kalimat saja. Setidaknya itu akan menjadi rekam jejak suatu saat
nanti. Agar bisa bersyukur atas anugrah yang terjadi hari ini.
Spirit 2021.
Komentar
Posting Komentar