Welcome 2021

Oleh: Mas Anton

Mengingat awal tahun 2020 yang penuh kejadian tidak terduga. Tahun ini rasanya tidak banyak yang bisa dilakukan. Beberapa meme mengatakan kalau tahun 2020 itu hanya bulan Januari, Februari, lalu Desember. Kondisi pandemi yang mengharuskan di rumah saja membuat semua orang tidak produktif. Rasa jenuh jangan ditanya. Rasanya uring-uringan terus ketika di rumah. Bosan melihat sisi rumah yang itu-itu saja. Bahkan noda di tembok pun menjadi hafal bentuknya. Hal yang tidak pernah disadari sebelumnya tentu saja. Hal konyol yang dilakukan karena gabut tidak tahu mau ngapain di rumah.

Tahun 2020 banyak orang yang terkena PHK.  Banyak perusahaan yang gulung tikar tidak bisa produksi Karena sedang pandemi. Kondisi yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya, yang mau tidak mau tetap harus dihadapi jika ingin bertahan.

Kondisi yang mengharuskan work from home membuat beberapa orang bersyukur karena bisa bekerja dari rumah. Bahkan kondisi sekarang ini adalah impian orang pada tahun-tahun sebelumnya. Membayangkan untuk bekerja dari rumah, tanpa antri dan berdesakan di kendaraan umum, tidak perlu memakai baju formal, cukup  pakai pakaian rumahan (Kaos, daster, celana pendek) sambil mengerjakan pekerjaan dengan lesehan. Ah, betapa nikmatnya.

Itu hanya awalnya. Ternyata tetap enak bekerja di kantor. Meskipun berdesak-desakan di kendaraan umum, tetapi jam kerja jelas. Nine to five. Cukup. Tetapi dengan work from home rasanya pekerjaan tidak ada habisnya sampai 24 jam nonstop. Mulai merasakan badan yang tidak bisa diajak kompromi karena tidak ada batasan waktu dalam bekerja. Pekerjaan yang dulu diimpikan, ternyata hanya sebuah keinginan saja. Jauh berbeda dengan kenyataan yang harus dihadapi.

Anak sekolah dengan cerita yang tidak kalah penuh drama.

Pembelajaran jarak jauh pun juga mengalami kendala. Orang tua yang belum siap dengan perubahan pola belajar, yang awalnya bertatap muka secara langsung, lalu harus menggunakan teknologi untuk pembelajaran jarak jauh. Ada yang mengeluhkan tidak memiliki ponsel pintar yang support untuk pekerjaan anak-anaknya, ada yang mengeluhkan kuota internet yang boros, ada yang mengeluhkan kalau anaknya belum bisa optimal dalam pembelajaran online, ada yang terkendala signal di beberapa tempat, dan masih banyak kendala yang lain.

Guru pun juga harus beradaptasi dengan penggunaan media pembelajaran. Mulai dari take video, editing, baru di-upload di Youtube. Syuting untuk video pembelarajan pun juga tidak mudah. Untuk beberapa sekolah bahkan mengadakan pelatihan untuk membuat video pembelajaran. Untuk video yang tayang di youtube dengan durasi 10 menit itu ternyata membutuhkan take berulangkali. Baru ketika dirasa pas bisa masuk ke tahapan selanjutnya. 

Pembelajaran online pun  menjadi PR untuk guru agar siswa tetap nyaman belajar dari rumah.

Tidak jarang seminggu sekali guru melakukan video call dari whatsapp untuk mengobati kangen siswanya. Kangen dengan suasana pendidikan di sekolah tentu saja. Siswa pun juga kangen dengan teman-temannya di sekolah. Yang biasanya bisa bermain bersama di halaman sekolah, pembelajaran jarak jauh hanya bisa bertegur sapa di media sosial.

Kondisi yang mengharuskan school from home, stay at home,  ataupun work from home membuat semua orang berlomba mencari kreatifitas yang lain. Banyak orang yang mulai melakukan jualan online untuk menyambung hidupnya. Kreatifitas tiada batas memang dibutuhkan dikala pandemi ataupun resesi seperti sekarang ini.

Karena harus di rumah saja, beberapa orang yang memang anak rumahan membuatnya tidak telalu jenuh. Mereka sudah biasa di dalam rumah. Mereka bisa menghabiskan beberapa buku dalam satu bulan,  bisa belajar membuat DALGONA dengan mixer emaknya, bisa rebahan tanpa ada yang memarahi. Bahkan beberapa orang mulai terbiasa workout at home untuk menjaga kesehatannya.

Berapa banyak buku yang kamu baca di tahun 2020?

Semoga tetap semangat membaca meskipun hanya beberapa buku. Kondisi pandemi yang membuat orang harus menghemat pengeluaran agar tetap bertahan. Beberapa orang lebih memilih ebook untuk alternatif hemat di kantong. Selisih harga buku dan ebook membuat orang beralih agar tetap bertahan. Meskipun pandemi, tetap membaca. Begitu prinsipnya.

Peluncuran IPUSNAS pun sangat membantu orang yang gemar membaca, tetapi belum mampu membeli buku. Peminjamannya pun gratis. Hanya masuk ke akun ipusnas, lalu login dengan email atau facebook, baru deh bisa pinjam buku. Peminjaman ebook selama lima hari, sama seperti peminjaman buku fisik. Baru setelah lima hari ebook itu akan hilang dengan sendirinya. Jika mau meminjam lagi bisa mencari di kolom pencarian.

Tetap membaca dalam kondisi apapun.

Menjelang akhir tahun 2020 pun banyak perusahaan yang memberikan diskon untuk buku-buku mereka. Buku-buku yang tergolong mahal mereka diskon sampai 50%. Sungguh menggiurkan memang. Apalagi di akhir bulan seperti sekarang ini. Jika banyak saldo di ATM ingin rasanya mengurasnya untuk membeli semua buku-buku itu. Beberapa ebook ataupun guidance book juga memberikan diskon yang gila-gilaan. Belajar dari hal ini, tetap menabung untuk akhir tahun agar bisa memborong buku-buku bermutu.

Ya Allah, semoga keadaan di 2021 jauh lebih baik, rezeki lebih berkah dan melimpah, kesehatan yang prima, pekerjaan yang penuh dengan berkah, dan selalu istiqomah untuk selalu berbuat baik. Aamiin.

Welcome to 2021 yang penuh produktifitas.


Komentar